Selamat siang kawan, apakah kamu suka makan buah jambu mete? tahu tidak, ternyata Tanaman
jambu mete bukan tanaman asli Indonesia. Beberapa ahli boteni menduga bahwa
tanaman jambu mete berasal dari Amerika Selatan. Dari negara asalnya ini,
tanaman jambu mete menyebar ke seluruh penjuru dunia, terutama di negara-negara
yang memiliki iklim subtropis dan iklim tropis, termasuk Indonesia. Dalam
tatanama atau sistematika (taksonomi) tanaman, jambu mete di klasifikasikan
sebagai berikut :
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Sapindales
Famili : Anacardiaceae
Genus : Anacardium
Spesies : Annacardium occdentale LKacang mete biasa kita santap sebagai camilan atau campuran kue. Kacang gurih ini berasal dari buah jambu monyet. Buahnya sendiri kurang populer dibanding kacangnya. Padahal buah ini tinggi vitamin C dan bisa diolah menjadi minuman beralkohol.
Jambu monyet (Anacardium occidentale) adalah buah yang berasal dari Brazil. Warnanya kehijauan, kuning, oranye, sampai merah jika sudah matang. Tekstur dan bentuk buahnya seperti jambu air, sehingga dalam Bahasa Inggris buah ini disebut cashew apple (rose apple = jambu air). Di bawahnya tergantung kacang yang berkulit keras dan berbentuk ginjal. Bijinya disebut kacang mete.
Sebenarnya, penamaan 'jambu' dan 'kacang' keliru karena tumbuhan ini bukan anggota jambu-jambuan (Myrtaceae) maupun kacang-kacangan (Fabaceae). Jambu monyet justru lebih dekat kekerabatannya dengan mangga (Anacardiaceae).
Kacang mete lebih mudah ditemui di pasaran. Pasalnya, buah jambu monyet terasa asam dan sepat dengan hanya sedikit rasa manis. Aromanya 'manis' menusuk. Tekstur dagingnya lembut dan juicy dengan kulit yang mudah bonyok, sehingga sulit diangkut. Terkadang, buahnya dijadikan pakan ternak.
Jika tidak diolah dengan benar, getah buahnya bisa membuat bibir bengkak. Lapisan kulitnya yang seperti lilin juga dapat membuat lidah dan tenggorokan teriritasi. Meski demikian, buahnya terkadang dijual di pasar.
Di balik kekurangannya, berdasarkan jurnal European Food Research and Technology tahun 2000, jambu monyet mengandung vitamin C empat kali lebih banyak dibanding jeruk. Per 100 ml sari jambu monyet terdapat 203.5 mg vitamin C. Dalam bentuk mentahnya terkandung 39 kalori, 0.3 gram lemak, 9 gram karbohidrat, 13 mg fosfor, dan 0,1 gram protein per 100 gram buah. Pada buahnya yang merah terdapat tannin sebanyak 35%.
Menurut Julia Morton dari Purdue University, sari jambu monyet yang mengandung tannin dapat menyembuhkan sakit tenggorokan dan disentri kronis di Kuba dan Brazil. Jusnya dapat merangsang buang air kecil dan keluarnya keringat
Bagaimana caranya agar manfaat jambu monyet dapat diperoleh dengan rasa yang lebih enak? Di beberapa negara yang banyak menghasilkan jambu monyet, buah ini diolah menjadi berbagai penganan dan minuman. Negara-negara di Amerika Selatan, misalnya, lebih banyak menggunakan jambu monyet sebagai makanan dibanding kacang mete.
Orang India dan Brazil membuat jambu monyet menjadi manisan, selai, dan sambal. Sementara itu, di Panama, jambu monyet dibuat menjadi dulce de marañón. Bentuk dessert ini seperti pasta yang berwarna cokelat dan terasa manis karena dimasak dengan air dan gula.
Jus jambu monyetpun menjadi minuman populer di seluruh Brazil. Di Amerika Latin, minuman ini terbuat dari pulpa jambu monyet. Rasanya segar seperti campuran mangga, cabai hijau, dan sedikit jeruk.
Sarinya lebih banyak difermentasi dan didistilasi menjadi minuman beralkohol. Di Goa, India, ada urrac yang mengandung 15% alkohol dan feni yang mengandung 40-42% alkohol. Bisa juga dibuat gongo, minuman keras asal Tanzania, atau aguaardente dari Mozambik.
Kalau ingin mencicipi jambu monyet, ada beberapa trik agar buahnya lebih enak dimakan. Rebus buahnya dalam air garam selama lima menit, rendam dalam larutan gelatin, atau kukus selama lima menit dan cuci dengan air dingin. Rasa sepat dan asamnya akan berkurang. Bisa juga dikeringkan atau dibuat manisan basah, kering, acar, atau kari.
Jambunya juga dapat dibuat jus dengan rasa manis dan gurih seperti kacang mete. Kandungan tanninnya meninggalkan rasa kering di mulut. Sarinya dapat dijadikan minuman bersoda atau sirup. Bisa juga dibuat jus dengan buah lain sehingga rasanya lebih enak dan kandungan vitamin C-nya lebih tinggi.
Usaha budidaya tanaman jambu mete, selain memperhatikan faktor iklim dan tanah, sebaiknya juga memperhatikan faktor penunjang yang berkaitan dengan penentuan lokasi usaha tani.
Cirri-ciri tanaman jambu Mete adalah sebagai berikut:
- Memiliki cabang dan ranting serta tumbuh dengan tinggi 9 – 12 m.
- Batang pohonnya tidak rata dan berwarna cokelat tua.
- Daunnya bertangkai pendek, berbentuk lonjong. dengan tepian berlekuk dan guratan rangka daunnya terlihat jelas.
- Bunganya berhulu, terkumpul dalam bentuk malai, dan daun tunjangnya lebar.
- Daun mahkota berwarna putih.
- Bagian buah yang membesar berdaging lunak, berair dan berwarna kuning kemerahan merupakan tangkai buah yang membesar. Buahnya (jambu mete), berukuran 3 cm, berbentuk ginjal, dan bijinya berkeping dua terbungkus kulit yang mengandung getah.
- Kulit buah berwarna abu-abu dan berguna sebagai obat.
A. Keadaan Iklim
1. Temperatur Tanaman
jambu mete dapat hidup dan tumbuh di dataran rendah ataupun dataran tinggi.
Suhu udara yang cocok untuk pertumbuhan tanaman jambu mete adalah antara
170C-370C.
2. Curah hujan Iklim
yang hangat dan kering sangat cocok untuk tanaman jambu mete pada saat
pembungaan dan pembentukan buah. Iklim dengan jumlah bulan kering antara 4 – 6
bulan dengan curah hujan 1.500 – 2000 mm/tahun paling cocok untuk pertumbuhan
dan pembentukan hasil (buah).
3. Kelembapan udara Tingkat
kelembapan udara yang cocok untuk tanaman jambu mete adalah berkisar 70% - 80%.
Namun, tanaman jambu mete masih cukup toleran pada tingkat kelembapan udara
antara 60% - 70%.
4. Penyinaran matahari Penyinaran
matahari yang cukup tinggi sepanjang tahun sangat diperlukan oleh tanaman jambu
mete untuk pertumbuhan vegetatif dan pertumbuhan generatif. Selain itu,
penyinaran matahari yang cukup sangat diperlukan untuk proses fotosintesis
tanaman.
B. Keadaan Tanah
1. Jenis tanah Jenis-jenis
tanah yang cocok untuk budi daya tanaman jambu mete adalah tanah latosal merah yang
solumnya dalam, tanah alluvial, tanahlaterit, tanah pedsolik, dan tanah
regosal.
2. Sifat kimia tanah Agar
keadaan sifat kimia tanah cocok untuk penanaman jambu mete, maka derajat
keasaman tanah pada lokasi yang akan ditanami harus diteliti terlebih dahulu.
Cara meneliti keasaman tanah dapat dilakukan dengan menggunakan pH meter.
Keasaman (pH) tanah yang rendah (kurang dari 5,5) dapat diatasi dengan
pemberian belerang. Sedangkan apabila pH tanahnya tinggi (lebih dari 6,3) dapat
diturunkan dengan memberikan pengapuran.
3. Sifat fisik tanah Sifat fisik tanah yang penting adalah tekstur dan struktur tanah. Tekstur tanah yang cocok untuk tanaman jambu mete adalah tanah yang bertekstur lempung berpasir, liat berpasir, tanah berpasir, dan pasir liat. Sedangkan struktur tanah yang baik untuk tanaman jambu mete adalah tanah yang gembur dan mudah mengikat air (porous}.
4. Sifat biologi tanah tanaman
jambu mete memerlukan sifat biologis tanah yang baik. Jika sifat biologis tanah
baik, maka produktivitas jambu mete akan menjadi tinggi. Sifat biologis tanah
yang baik dicirikan oleh banyaknya bahan organik/humus di dalam tanah dan
banyaknya organisme dalam tanah.
5. Ketinggian tempat Di
dataran rendah hingga dataran medium dengan ketinggian tempat 0-700m diatas
permukaan laut, tanaman jambu mete dapat tumbuh dengan baik dan berproduksi
tinggi. Di dataran tinggi (di atas 1000 m dpl), produktivitas tanaman jambu
mete makin berkurang.
6. Derajat kemiringan tanah
Secara teknis, tanah yang miring ataupun bergelombang dapat digunakan
untuk budi daya tanaman jambu mete, asalkan kemiringannya tidak lebih 30%.
Tanah yang memiliki kemiringan 30% berarti pada jarak 100 m perbedaan
ketinggiannya adalah 30 m. Tanah miring ataupun tanah bergelombang jika akan
digunakan untuk usaha penanaman jambu mete harus dibuat teras-teras atau
tanggul- tanggul.
PEMBIBITAN TANAMAN JAMBU METE
Pembibitan tanaman jambu mete dapat dilakukan secara generatif atau secara vegetatif. Pembibitan secara generatif adalah pembibitan yang dilakukan dengan dengan penyemaian biji. Sedangkan pembibitan secara vegetatif adalah pembibitan yang dilakukan dengan penyambungan (grafting), pencangkokan (air layering), okulasi (budding), dan perundukan cabang bagian bawah tanaman (groung layering). Keuntungan pembibitan secara vegetatif adalah ukuran tanaman seragam, waktu berbuah lebih cepat, dan produksinya lebih tinggi daripada pembibitan dengan biji. Pekerjaan pembibitan jambu mete meliputi lima hal, yaitu pembuatan kebun induk, pengadaan benih, penyiapan lahan pembibitan, penanaman benih dan pemeliharaan di persemaian, penyambungan serta pemeliharaan bibit.
PENANAMAN DAN PEMELIHARAAN TANAMAN JAMBU METE
PEMBIBITAN TANAMAN JAMBU METE
Pembibitan tanaman jambu mete dapat dilakukan secara generatif atau secara vegetatif. Pembibitan secara generatif adalah pembibitan yang dilakukan dengan dengan penyemaian biji. Sedangkan pembibitan secara vegetatif adalah pembibitan yang dilakukan dengan penyambungan (grafting), pencangkokan (air layering), okulasi (budding), dan perundukan cabang bagian bawah tanaman (groung layering). Keuntungan pembibitan secara vegetatif adalah ukuran tanaman seragam, waktu berbuah lebih cepat, dan produksinya lebih tinggi daripada pembibitan dengan biji. Pekerjaan pembibitan jambu mete meliputi lima hal, yaitu pembuatan kebun induk, pengadaan benih, penyiapan lahan pembibitan, penanaman benih dan pemeliharaan di persemaian, penyambungan serta pemeliharaan bibit.
PENANAMAN DAN PEMELIHARAAN TANAMAN JAMBU METE
1. Penentuan Saat Tanam jadwal
tanam yang tepat di lahan kering adalah pada permulaan musim hujan sampai dengan
pertengahan musim hujan, yakni bulan Oktober/November sampai dengan
Desember/Januari. Penanaman di lahan yang beririgasi teknis, saat tanam dapat
dilakukan kapan saja karena kebutuhan air untuk pertumbuhan bibit selama masa
pertumbuhannya dapat dicukupi dari air irigasi.
2. Persiapan Lahan Penyiapan lahan untuk penanaman jambu mete yang utama adalah pembersihan semak belukar, sisa-sisa bekas tanaman sebelumnya, pembuatan parit irigasi dan drainase, pembuatan jalan control, pembuatan jalan angkutan produksi, dan pembentukan teras-teras bagi lahan miring.
2. Persiapan Lahan Penyiapan lahan untuk penanaman jambu mete yang utama adalah pembersihan semak belukar, sisa-sisa bekas tanaman sebelumnya, pembuatan parit irigasi dan drainase, pembuatan jalan control, pembuatan jalan angkutan produksi, dan pembentukan teras-teras bagi lahan miring.
3. Penentuan Jarak Tanam Jarak tanam yang dianjurkan untuk budi daya tanaman jambu mete adalah sebagai berikut : a. 6 m X 8 m : Jarak dalam barisan tanam yang membujur arah Barat – Timur adalah 6m dan jarak antar barisan tanam 8 m
b. 8 m X 10 m : Jarak dalam barisan 8 m dan jarak antar barisan tanam 10 m
c. 12 m X 12 m : Jarak dalam barisan 12m dan jaraj antar barisan tanam 12 m.
4. Pembuatan Lubang tanam Lubang tanam dibuat menurut jarak tanam yang telah ditetapkan. Ukuran lubang tanam adalah 50 cm X 50 cm X 50 cm. Pembuatan lubang tanam dapat dilakukan secara manual atau dengan peralatan teknis.
5. Penanaman Langkah-langkah penanaman bibit mete di dalam lubang tanam adalah :
a. Lubang tanam ditutup dengan tanah seperti semula, yakni lapisan tanah bagian bawah dimasukkan ke dalam lubang tanam terlebih dahulu, kemudian menyusul lapisan tanah atas yang telah dicampur dengan pupuk kandang. Setelah itu, lubang tanam yang telah ditutup, biarkan selama 2 – 4 hari sebelum ditanami bibit jambu mete.
b. Buat lubang tanam sebesar kantong polybag yang digunakan untuk penyemaian bibit jambu mete pada lubang tanam yang telah ditutup tadi. Pembuatan lubang tanam harus tepat di tengah.
c. Masukkan bibit jambu mete beserta tanahnya kedalam lubang tanam dengan melepas kantong polybag terlebih dahulu, kemudian timbun dengan tanah galian tadi sampai se batas leher akar sambil ditekan-tekan sedikit agar tanaman dapat berdiri tegak dan kuat.
d. Selesai penanaman, di sekitar tanaman dapat diberi mulsa jerami padi untuk menjaga kelembapan tanah, kemudian disiram air secukupnya.
6. Waktu Tanam waktu penanaman bibit jambu mete yang baik adalah pada pagi hari sebelum pukul 09.00 atau pada sore hari setelah pukul 15.00. Penanaman bibit jambu mete pada siang hari dapat menyebabkan kelayuan, bahkan mati.
7. Penyulaman
Penyulaman adalah penggantian tanaman yang rusak akibat serangan hama dan penyakit, tanaman yang tumbuh kerdil, dan tanaman yang mati. Penyulaman harus segera dilakukan apabila ada bibit yang pertumbuhannya kurang baik, rusak, atau mati. Bibit sulaman harus diambil dari bibit cadangan yang memiliki umur sama dengan tanaman yang digantikan. Penyulaman untuk tanaman jambu mete masih dapat dilakukan sampai tanaman berumur 2 – 3 tahun.
B. Pemeliharaan Tanaman
1. Penyiangan Rumput
gulma yang tumbuh di areal perkebunan jambu mete sangat mengganggu pertumbuhan tanaman jambu mete dan pembentukan hasilnya. Penyiangan rumput/gulma yang sempurna dapat meningkatkan perkembangan tajuk tanaman sehingga tanaman tersebut dapat mereduksi luas permukaan tanah dan pada saat yang sama dapat meningkatkan produksi tanaman.
gulma yang tumbuh di areal perkebunan jambu mete sangat mengganggu pertumbuhan tanaman jambu mete dan pembentukan hasilnya. Penyiangan rumput/gulma yang sempurna dapat meningkatkan perkembangan tajuk tanaman sehingga tanaman tersebut dapat mereduksi luas permukaan tanah dan pada saat yang sama dapat meningkatkan produksi tanaman.
2. Pemupukan
Pemupukan bertujuan memberikan unsur makanan yang dibutuhkan oleh tanaman. Unsur-unsur makanan yang diperlukan oleh tanaman dikelompokkan dalam dua kelompok yaitu unsur makro yang terdiri atas nitrogen, phospat, kalium, belerang, magnesium, dan kalsium. Unsuir mikro terdiri atas molybdenum (Mo), tembaga (Cu), boron (B), seng (Zn), besi (Fe), mangan (Mn) dan lain-lain.
3. Penyiraman
Air merupakan bahan pelarut sel dan merupakan medium untuk pengangkutan unsur hara dalam tanah. Air juga dapat mempertahankan turgor dalam proses transpirasi. Di samping itu, air itu sendiri unsur hara bagi tanaman.
4. Pemangkasan
Dengan pemangkasan, maka akan terbentuk percabangan yang bagus, tajuk yang luas, dan pohon yang luas. pemangkasan ini harus dimulai sejak tanaman masih berupa bibit sampai tanaman berbuah. Pemangkasan tanaman yang masih berupa bibit hanya dilakukan untuk membuang tunas-tunas sampingnya saja.
5. Perlindungan tanaman
Perlindungan tanaman dari serangan hama dan penyakit pada prinsipnya dapat dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut :
a. Tindakan preventif, yaitu mencegah serangan hama dan penyakit dengan melakukan pengolahan tanah secara intensif, menanam dengan jarak tanam yang sesuai, penyiraman dengan air dan penyiangan (memotong rumput di sekitar pohon).
Pemupukan bertujuan memberikan unsur makanan yang dibutuhkan oleh tanaman. Unsur-unsur makanan yang diperlukan oleh tanaman dikelompokkan dalam dua kelompok yaitu unsur makro yang terdiri atas nitrogen, phospat, kalium, belerang, magnesium, dan kalsium. Unsuir mikro terdiri atas molybdenum (Mo), tembaga (Cu), boron (B), seng (Zn), besi (Fe), mangan (Mn) dan lain-lain.
3. Penyiraman
Air merupakan bahan pelarut sel dan merupakan medium untuk pengangkutan unsur hara dalam tanah. Air juga dapat mempertahankan turgor dalam proses transpirasi. Di samping itu, air itu sendiri unsur hara bagi tanaman.
4. Pemangkasan
Dengan pemangkasan, maka akan terbentuk percabangan yang bagus, tajuk yang luas, dan pohon yang luas. pemangkasan ini harus dimulai sejak tanaman masih berupa bibit sampai tanaman berbuah. Pemangkasan tanaman yang masih berupa bibit hanya dilakukan untuk membuang tunas-tunas sampingnya saja.
5. Perlindungan tanaman
Perlindungan tanaman dari serangan hama dan penyakit pada prinsipnya dapat dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut :
a. Tindakan preventif, yaitu mencegah serangan hama dan penyakit dengan melakukan pengolahan tanah secara intensif, menanam dengan jarak tanam yang sesuai, penyiraman dengan air dan penyiangan (memotong rumput di sekitar pohon).
b. Tindakan kuratif, yaitu mengendalikan serangan hama dan penyakit. Dengan memelihara/menyebarkan musuh alami (predator), membunuh hama secara langsung , memangkas bagian tanaman yang terserang hama/penyakit dan membakarnya, atau menyemprot tanaman dengan obat-obatan pemberantas hama dan penyakit.
PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT Tanaman jambu mete tidak luput dari serangan hama dan penyakit, beberapa hama yang menyerang tanaman jambu mete antara lain ulat kipas, kutu daun, penggerek batang dan akar, pengendaliannya dapat dilakukan dengan memungut ulat-ulat yang berkelompok pada daun, lalu memusnahkannya dengan menyemprotkan insektisida, memangkas bagian tanaman yang terserang, serta memoles sekitar permukaan pangkal batang/akar dengan suspensi BMC.
Begitupula dengan penyakit yang menyerang tanaman ini ada beberapa jenis penyakit yang menyerang seperti layu pada bibit, mati pucuk, busuk kering pada buah dan biji, anthracnosis pada daun dan lain-lain. Dapat pula dikendalikan dengan cara pengolahan tanah secara intensif, penyemprotan dengan fungisida medesinffektan benih dan bibit, menanam dengan jarak tanam yang sesuai serta sanitasi kebun.
PANEN
Panen buah mete umumnya dilakukan dengan memetik buah-buah yang telah masak di pohon atau memungut buah-buah yang telah gugur di tanah tetapi sudah matang. Pemetikan buah mete ini tidak dapat dilakukan sekaligus karena buah mete tidak masak secara bersamaan, pemetikan dapat dilakukan setiap 3 – 5 selama 2 – 3 bulan. tergantung pada banyaknya buah, buah-buah yang telah mencapai derajat kemasakan yang optimal ditandai dengan penampakan fisik buah semu seperti buah semu berwarna merah cerah jingga atau kuning, daging buah semu jika dipijit sudah agak terasa lunak, dan buah telah berumur 60 – 70 hari sejak bunga mekar.
TIP PENGOLAHAN PASCA PANEN
Panen buah mete umumnya dilakukan dengan memetik buah-buah yang telah masak di pohon atau memungut buah-buah yang telah gugur di tanah tetapi sudah matang. Pemetikan buah mete ini tidak dapat dilakukan sekaligus karena buah mete tidak masak secara bersamaan, pemetikan dapat dilakukan setiap 3 – 5 selama 2 – 3 bulan. tergantung pada banyaknya buah, buah-buah yang telah mencapai derajat kemasakan yang optimal ditandai dengan penampakan fisik buah semu seperti buah semu berwarna merah cerah jingga atau kuning, daging buah semu jika dipijit sudah agak terasa lunak, dan buah telah berumur 60 – 70 hari sejak bunga mekar.
TIP PENGOLAHAN PASCA PANEN
1. Memisahan buah dari tangkai Biji mete harus dipisahkan dari
buah semunya. Cara memisahkannya biji mete cukup dengan dipuntir kemudian
ditaruh di tempat terpisah, setelah itu biji mete tadi dicuci untuk
membersihkan segala kotoran yang menempel.
2. Sortasi dan Grading jambu mete Biji-biji mete yang telah dipisahkan dari buah semunya harus segera disortasi yaitu pemisahan antara biji yang baik dan biji mete yang rusak dan sekaligus dilakukan grading yaitu pengelompokkan biji mete yang berukuran besar dan kecil. Tujuan keduanya adalah untuk menyeragamkan ukuran agar memudahkan proses pelembapan, penggorengan dan pemecahan.
2. Sortasi dan Grading jambu mete Biji-biji mete yang telah dipisahkan dari buah semunya harus segera disortasi yaitu pemisahan antara biji yang baik dan biji mete yang rusak dan sekaligus dilakukan grading yaitu pengelompokkan biji mete yang berukuran besar dan kecil. Tujuan keduanya adalah untuk menyeragamkan ukuran agar memudahkan proses pelembapan, penggorengan dan pemecahan.
3. Pengeringan biji mete
Biji mete yang telah dipetik masih memiliki kadar air sekitar 25%,
oleh karena itu biji mete yang telah di panen tersebut segera dikeringkan untuk
mempertahankan kualitas biji. Pengeringan dapat dilakukan dengan cara dijemur
di bawah panas matahari dengan dihamparkan di lantai jemur, pengeringan biji
mete dilakukan hingga kadar airnya mencapai 5 %.
4. Penyimpanan biji mete gelondong Biji-biji mete yang telah
kering harus segera disimpan dengan baik agar kualitas biji tersebut tetap
baik. hal-hal yang harus diperhatikan dalam menyimpan biji mete gelondong
adalah suhu udara dan kelembapan udara di dalam tempat penyimpanan.
5. Pelembapan biji mete Biji
mete yang telah dikeringkan dan disimpan umumnya memiliki kadar air 5%, biji
tersebut bila akan dipecah untuk diambil kacang metenya harus digoreng terlebih
dahulu, namun sebelum di goreng biji mete yang memiliki kadar air rendah harus
dinaikkan lagi kadar airnya hingga batas optimum sekitar 16%, peningkatan kadar
air biji mete dilakukan dengan cara pelembapan. Lama proses pelembapan
bervariasi antara 24 – 48 jam (1 – 2 hari) tergantung pada besarnya ukuran biji
mete, kadar air dikehendaki,dan proses pelembaban yang digunakan.
6. Pengembalian kacang mete Kacang mete merupakan bagian yang dikonsumsi. untuk mengambil kacang mete kulit mete dipecah atau di kupas. Pengupasan kulit mete dapat dilakukan secara mekanis,semi mekanis,atau secara manual.
6. Pengembalian kacang mete Kacang mete merupakan bagian yang dikonsumsi. untuk mengambil kacang mete kulit mete dipecah atau di kupas. Pengupasan kulit mete dapat dilakukan secara mekanis,semi mekanis,atau secara manual.
7. Pengeringan kacang mete
Kacang mete yang telah dipisahkan dari kulitnya dikeringkan lagi
hingga kadar air mencapai sekitar 3%.Pengeringan kacang mete ini bertujuan
untuk memudahkan pengelupasan kulit dari kacang mete dan mencegah dari serangan
jamur,dan hama,serta meningkatkan daya tahan.
8. Pengupasan kulit ari Pengupasan
kulit ari kacang mete dilakukan segera setelah pengeringan. pengupasan kulit
ari kacang mete yang dilakukan secara manual dapat dikerjakan dengan
penggesekan menggunakan jari tangan secara hati-hati atau menggunakan pisau
jika sulit dilakukan dengan tangan.
9. Pelembapan mete Sebelum
dikemas kacang mete yang telah dikeringkan dengan kadar air 3% harus
dilembabkan hingga mencapai kadar air 5%. Pelembapan kacang mete dilakukan
dengan menyimpannya di dalam ruang pelembang secara beberapa jam.
10. Pengemasan untuk
mencegah kerusakan kacang mete perlu dikemas dengan baik.pengemasan selain
melindungi kacang mete dari kerusakan serangga,bertujuan pula untuk melindungi
kerusakan mekanis karena penggangkutan untuk kerusakan fisiologis karena
pengaruh lingkungan suhu dan kelembapan.
11. Menyimpan kacang mete.
Dalam penyimpanan ada beberapa hal yang harus diperhatikan seperti
ruang gudang penyimpangan harus selalu bersih,memiliki konstruksi yang
kuat,pintu-pintu yang rapat,memiliki ventilasi,memiliki penerangan, penataan
peti kemas harus disusun secara teratur,suhu udara dalam gudang di usahakan
sel;alu konstan (30oC- 370C).
12. pemasaran hasil Pasar
kacang mete sangat luas mulai dari tingkat rumah tangga hingga tingkat industri
makanan. faktor penting dalam memasarkan hasil panen kacang mete adalah
mendapatkan harga yang tinggi. Pemasaran kacang mete dengan jalur pemasaran
yang pendek dapat menguntungkan semua pihak yaitu petani produsen, lembaga
pemasaran, dan konsumen.
Demikian sedikit tulisan tentang jambu mete. semoga bermanfaat.. ^_^
diolah dari berbagai sumber.
Demikian sedikit tulisan tentang jambu mete. semoga bermanfaat.. ^_^
diolah dari berbagai sumber.
{ 1 komentar... read them below or add one }
saya atas nama BPK. SAMSUL dari MADURA ingin mengucapkan banyak terimah kasih kepada MBAH KARYO,kalau bukan karna bantuannya munkin sekaran saya sudah terlantar dan tidak pernaah terpikirkan oleh saya kalau saya sdh bisa sesukses ini dan saya tdk menyanka klau MBAH KARYO bisa sehebat ini menembuskan semua no,,jika anda ingin seperti saya silahkan hubungi MBAH KARYO no ini 082301536999 saya yakin anda tdk akan pernah menyesal klau sudah berhubungan dgn MBAH KARYO dan jgn percaya klau ada yg menggunakan pesan ini klau bukan nama BPK. SAMSUL dan bukan nama MBAH KARYO krna itu cuma palsu.m
Posting Komentar