Assalamu'alaikum,
selamat sore kawan, bagaimana kabar hari ini? semoga sehat selalu. oh ya, cuaca di tempat anda bagaimana? cerah, mendung, atau lagi musim semi? semoga keberkahan selalu menyertai anda dimanapun dan kapanpun, serta semoga selalu menjadi hari yang istemewa bagi anda.
pembaca yang budiman pasti seorang yang tertarik dengan bahan bakar subtitusi atau pengganti, dimana akhir akhir ini semakin marak dan banyak berkembang. kali ini saya akan berbagi tentang bagaimana cara membuat bahan bakar premium dari sari jerami.
selamat sore kawan, bagaimana kabar hari ini? semoga sehat selalu. oh ya, cuaca di tempat anda bagaimana? cerah, mendung, atau lagi musim semi? semoga keberkahan selalu menyertai anda dimanapun dan kapanpun, serta semoga selalu menjadi hari yang istemewa bagi anda.
pembaca yang budiman pasti seorang yang tertarik dengan bahan bakar subtitusi atau pengganti, dimana akhir akhir ini semakin marak dan banyak berkembang. kali ini saya akan berbagi tentang bagaimana cara membuat bahan bakar premium dari sari jerami.
Padi adalah Tanaman yang mengandung karbohidrat tinggi kini bukan hanya sebagai sumber energi untuk tubuh tetapi dapat dijadikan sumber energi bahan bakar. Melalui beberapa tahap fermentasi tanaman-tanaman seperti jagung, singkong, aren, nipah, sagu dan padi dapat memberikan beberapa liter bensin yang ramah lingkungan . Namun, dalam hal ini pemanfaatannya bukan pada bahan pangan tersebut melainkan limbah dari bahan pangan yang dapat kita manfaatkan untuk menghasilkan sumber energi yang dapat diperbaharui dan ramah lingkungan.
Jerami Sebagai Sumber Energi Bahan Bakar Ramah Lingkungan
Di tengah rencana pemerintah dalam pembatasan subsidi BBM untuk persediaan sampai bulan desember menuntut masyarakat Indonesia semakin berpikir untuk mencari sumber bahan bakar yang murah dan mudah didapat. Penelitian terbaru membuktikan bahwa jerami padi yang kita kenal hanya sebagai limbah ternyata mengandung bio ethanol sebesar 85% setara dengan bensin premium setelah dilakukan proses penyulingan. Hal ini karena jerami padi mengandung komponen hemiselulosa sebesar 27+0,5 %, selulosa 39+1%, lignin12+0,5%, dan abu 11+0,5%. Potensi ethanol yang dihasilkan dari jerami pun cukup menggiurkan dalam memenuhi kebutuhan bensin negara selama satu tahun. Kim dan Dale (2004) dalam penelitiannya mengatakan bahwa ethanol yang dihasilkan sebesar 0,28 L /kg jerami, sehingga jika kebutuhan bensin per tahun untuk Indonesia sebesar 12 juta liter maka dibutuhkan jerami sebanyak 3360 ton jerami per tahun. Dari segi pengolahannya pun fermentasi jerami tidak sulit untuk dilakukan. Namun, bukan berarti Pertamina menjadi merasa khawatir jika rakyat Indonesia dapat membuat bensin sendiri sehingga menimbulkan kerugian. Ada banyak cara agar Pertamina bekerja sama dengan masyarakat Indonesia yang ingin mengolah limbah jerami menjadi bensin. Sebelumnya kita perlu tahu bagaimana cara mengolah limbah jerami menjadi bensin dengan cara yang sederhana.
Cara pembuatan etanol dari jerami
Fermentasi dengan metode penyulingan merupakan salah satu cara untuk menghasilkan ethanol yang terkandung dalam jerami, berikut langkah-langkah sederhana yang dapat dilakukan:
1. Jerami dikumpulkan terlebih dahulu di suatu tempat.
2. Jerami yang telah dikumpulkan kemudian direbus selama +5 jam.
3. Jerami yang telah direbus kemudian diperas untuk diambil sarinya karena sari jerami mengandung serat hemiselulosa yang merupakan bahan utama ethanol.
4. Sari jerami diberi campuran ragi, urea dan pupuk NPK, diamkan selama satu minggu untuk proses fermentasi.
5. Setelah difermantasi, sari jerami disuling dan dimasukkan ke dalam wadah yang berisi pipa beruap tinggi. Penyulingan ini dilakukan sebanyak dua kali.
6. Hasil penyulingan maka didapat bio ethanol sebagai bahan bakar pengganti bensin.
Enam langkah sederhana ini dapat diterapakan di masyarakat khususnya kawasan yang lahan pertaniannya masih luas dan produktif. Namun, dibalik kemudahan dalam memproduksinya tentu terdapat kendala dalam menghasilkan jerami itu sendiri dan kerjasama antara masyarakat Indonesia dengan Pertamina maupun pemerintah.
Tantangan dan Penyelesaian
Semudah apapun bio energi yang akan diterapkan di Indonesia, tentu ada tantangan yang harus dihadapi mengingat negara Indonsia ini yang kaya potensi alam namun selalu sulit dalam memanfaatkan potensi tersebut.
Tantangan yang pertama rantai pemasok bahan baku utama bio energi sering terjadi macet dalam transaksinya. Tantangan yang kedua bio energi yang dijual saat ini masih dengan harga yang mahal meski dalam bahan baku yang murah dibanding dari bahan baku fosil. Tantangan ketiga, adanya subsidi BBM yang membuat masyarakat Indonesia selalu bergantung pada subsidi tersebut sehingga upaya pengembangan energi baru dan energi terbarukan kurang berkembang. Tantangan keempat, kurangnya penghargaan oleh pemerintah untuk masyarakat Indonesia yang telah menyumbang ide dan penelitiaannya dalam menghasilkan bio energi.
Dari keempat tantangan tersebut dapat diketahui cara untuk menghadapi tantangan-tantangan tersebut sehingga bio energi dapat diterapkan sepenuhnya di Indonesia, diantaranya:
1. Bahan baku utama bio energi seperti jerami atau lainnya tidak perlu mengimport dari luar negeri mengingat negara Indoseia ini negara agrararis. Menurut data BPS tahun 2006 luas sawah di Indonesia ini adalah 11,9 juta ha, sehingga potensi untuk menghasilkan jerami dapat dieksplorasi.
2. Jika Pertamina dapat bekerja sama dengan masyarakat dalam soal bahan baku maupun pengolahannya, harga bisa ditekan lebih murah. Hal ini masyarakat khususnya petani dapat menjual jerami dengan harga yang wajar.
3. Pembatasan BBM yang kini gencar diberitakan perlu benar-benar diterapkan agar masyarakat Indonesia lebih tahu diri dalam menggunakan BBM dan harapannya dapat mengahasilkan BBM sendiri.
4. Pemerintah atau Pertamina lebih peduli lagi kepada masyarakat yang peduli akan pentingnya bio energi dan langkah nyata dalam menghasilkannya sehingga akan ada penemu-penemu rakyat Indonesia yang berlomba dalam menghasilkan bio energi.
Langkah pasti yang akan dilakukan
Sebagai rakyat Indonesia yang peduli akan sumber energi yang kini kian langka dan perlu alternatif maka dalam langkah pasti yang perlu dilakukan diantaranya:
1. Memberikan penyuluhan kepada petani tentang manfaat limbah jerami sebagai bahan bakar alternatif.
2. Ikut serta membantu para petani dalam mengolahnya dalam hal ini proses fermentasi sehingga menghasilkan sari jerami yang mengandung ethanol.
3. Ikut bekerja sama dalam penjualan bahan baku (jerami) atau sari jerami kepada Pertamina agar lebih diolah secara besar-besaran.
Harapan terhadap adanya sumber energi alternatif
Dengan adanya sumber energi alternative yang dapat diperbaharui, maka diharapkan :
1. Menciptakan lapangan kerja.
2. Membantu mengurangi kemiskinan terutama di pedesaan yang banyak menghasilkan limbah jerami.
3. Mendorong masyarakat Indonesia lebih kreatif dalam menghasilkan bahan bakar secara mandiri.
4. Dapat bekerjasama dengan Pertamina.
5. Harga bahan bakar tidak mahal karena bahan baku yang mudah didapat.
6. Upaya pemerintah dan masyarakat agar terus mengembangkan potensi bio energi.
Bio energi merupakan sumber energi alternatif ditengah kelangkaan BBM dan perlu diterapkan untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar masa sekarang maupun masa depan.
demikianlah sedikit artikel tentang pengembangan energi hijau.
semoga artikel diatas bermanfaat, syukur2 bisa dikembangkan menjadi home industri, menuju indonesia yang berdikari ekonomi.
salam hangat,
Wassalamu'alaikum Wr. Wb.
Rahmad Santoso
demikianlah sedikit artikel tentang pengembangan energi hijau.
semoga artikel diatas bermanfaat, syukur2 bisa dikembangkan menjadi home industri, menuju indonesia yang berdikari ekonomi.
salam hangat,
Wassalamu'alaikum Wr. Wb.
Rahmad Santoso
{ 0 komentar... read them below or add one }
Posting Komentar